Foto:Dok. Setpres BPMI
Jakarta, TM – Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Kertanegara pada Sabtu (4/10) menyita perhatian publik.
Pengamat politik Amiluddin Ritonga menyebut pertemuan tersebut bukan hanya sekadar silaturahmi biasa, melainkan bagian dari dinamika politik nasional.
“Spekulasi bermunculan karena pertemuan tersebut disebutkan hanya silaturahmi dan membicarakan masalah kebangsaan. Dengan informasi sebatas itu, wajar bila muncul banyak tafsir mengenai hal yang dibicarakan,” ujarnya dikutip dari fajar.co.id, Senin (6/10).
Menurutnya, pertemuan di kediaman Prabowo tersebut merupakan inisiatif dari Jokowi. Karena itu, wajar kalau pertemuan itu lebih banyak dikaitkan dengan kepentingan Jokowi daripada Prabowo.
“Selain silaturahmi, beberapa spekulasi yang dibicarakan dalam pertemuan itu di antaranya, pertama, Jokowi meminta izin tidak bisa menghadiri acara HUT TNI di Monas pada 5 Oktober 2025. Sebagai orang Jawa, Jokowi tampaknya ingin menyampaikan langsung ke Prabowo mengenai pertimbangan ketidakhadirannya pada acara tersebut,” kata Amiluddin.
Hal itu memang terbukti, lanjut Amiluddin, Jokowi memang tidak hadir saat dilaksanakan HUT TNI ke-80 di Monas. Berdasarkan informasi, Jokowi tidak bisa hadir karena kondisi penyakitnya belum bisa terkena sinar matahari.
“Dua, pertemuan Jokowi-Prabowo juga bisa saja membicarakan kepentingannya dalam konteks politik nasional. Jokowi bisa menjelaskan kepada Prabowo mengenai maksudnya meminta relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode,” ucapnya.
Amiluddin menilai, penjelasan itu bagi Jokowi bisa jadi dirasa penting agar Prabowo tidak salah memahami maksudnya. Setidaknya Jokowi tidak ingin permintaannya kepada relawan itu ditafsirkan oleh Prabowo sebagai bentuk tekanan dan paksaan.
“Dengan penjelasan langsung itu, Jokowi juga ingin memastikan ke Prabowo bahwa Gibran tidak akan maju menjadi capres pada 2029. Bisa jadi Jokowi ingin meyakinkan bahwa Gibran tetap setia ikut Prabowo sebagai wapres,” tuturnya.
“Melalui pertemuan tatap muka, Jokowi dapat menjelaskan dengan gamblang. Dengan begitu, Jokowi berharap persoalan Prabowo-Gibran dua periode tidak menjadi isu liar yang dapat berdampak pada hubungannya pada Prabowo,” tutup Amiluddin.
Baca Juga: Dubes RI untuk Ukraina Dianugerahi Gelar Profesor Kehormatan dari NAKKKIM
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jokowi menyambangi rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, pada Sabtu (4/10).
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan isi pertemuan keduanya selama dua jam tersebut.
“Yang pertama memang silaturahmi di antara dua pemimpin Presiden ke-7 dan Presiden ke-8. Tentu banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan,” kata Prasetyo saat ditemui awak media sesuai HUT TNI di Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Prasetyo menilai, saling kunjung antara dua tokoh bangsa tersebut sudah menjadi hal yang umum. Contohnya, Prabowo menyambangi rumah Jokowi saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah.
“Kalau Pak Prabowo berkesempatan ke Jawa Tengah, beliau yang sowan atau mampir. Kebetulan (kemarin) Pak Presiden ke-7, Pak Jokowi ada di Jakarta. Sudah, janjian ketemu waktunya makan siang,” ungkap Prasetyo.
